http://ourlittlekingdom.com/
Oleh : Ustadzah Poppy Yuditya
Di dalam Alquran, peranan uang dalam kehidupan manusia adalah sebagai Fadhl Allah (kelebihan yang bersumber dari Allah), sebagai qimayah (sarana pokok kehidupan), dan sebagai khoir (kebaikan). Uang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Di dalam QS. Thaha : 117 – 119, kebutuhan primer manusia yaitu sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan sekunder dan tersier bisa berdeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Oleh karena itu, keluarga muslim harus bisa membedakan dengan baik antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants).
Penting juga mengetahui cara membelanjakan harta karena untuk harta, kita harus bertanggung jawab untuk dua hal, yaitu dari mana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya. Janganlah membelanjakan harta melainkan hanya untuk mencari keridhaan Allah. Belanjakanlah harta dengan tidak berlebih-lebihan, tetapi jangan pula menjadi orang yang kikir. Keluarga muslim, bukanlah keluarga yang boros, tapi keluarga yang penuh pertimbangan dan perhitungan. Jangan sampai kita menjadi orang yang biasa membelanjakan barang mahal hanya karena merk. Hati-hati sekali dengan niat kita sewaktu membelanjakan harta.
Di dalam Alquran, ada 34 ayat yang memuat kata Ar Rusyd (cerdas). Di dalam 33 dari 34 ayat itu, cerdas diartikan siap menerima kebeneran saat kebenaran itu ada di depan mata. Menariknya, ada satu ayat yang mengartikan cerdas sebagai pandai memelihara harta (QS Annisa’ 5 – 6). Lawannya di dalam surat itu adalah orang yang belum sempurna akalnya. Pemuda yang Ar Rusyd adalah pemuda yang mampu mengatur, mengembangkan, menjaga, memperbaiki dan membelanjakan harta serta mampu membedakan mana yang manfaat dan mana yang berbahaya. Jadi mendidik anak supaya menjadi baligh yang memiliki Ar Rusyd adalah tantangan untuk kita sebagai orangtua. Supaya anak pandai mengelola hartanya, orangtua harus pandai mengelola harta dahulu 🙂
Jika orangtua sudah mampu mengelola harta dengan baik, latihlah anak untuk mengendalikan harta dalam jumlah kecil. Saat anak SD, beri uang jajan sesuai kebutuhan, tapi beri tahu, uang itu untuk dibelikan apa saja. Jika mereka sudah memasuki usia baligh, latih lagi dengan jumlah harta yang lebih besar untuk dianalisa apakah ia telah mampu menjaga harta dengan baik, dan mengembangkannya. Jika dia mampu, maka ia telah layak mengendalikan hartanya sendiri. Namun bila belum, sampai usia berapapun, Islam tidak mengizinkan agar pemuda tersebut diserahi amanah harta yang lebih besar.
Janganlah kita melakukan kesalahan orangtua seperti memberi uang tanpa alasan, mengajarkan belanja barang-barang yang tidak jelas manfaatnya, dan menyenangkan anak selalu dengan uang. Jika hal tersebut kita lakukan, maka akan terbentuk anak yang menganggap uang sebagai sarana kemuliaan.
Jika kita tengok ke shiroh Nabi Muhammad SAW, di umur 8 – 10 tahun, nabi hanya mengembala kambing, padahal pamannya adalah pedagang besar. Nabi baru ikut menemani berdagang di usia 12 tahun. Lalu baru lah di usia 17 tahun, Nabi mulai berdagang sendiri. Jadi mari kita telaah lagi, apakah memang baik mengajarkan anak berdagang sejak dini? Ingatlah, kita harus tahu adab sebelum Ilmu.
Nasihat Khalid Asy-Syantut untuk cara mengajarkan anak tentang uang adalah jangan memberi uang pada anak tanpa sebab, orang tua memberikan uang ied sebagai bentuk cinta dan menyenangkan di hari Ied, biasakan menabung sejak kecil, SMP baru beri uang saku dengan catatan dia bertanggungjawab atas apa yang dibelinya setelah bermusyawarah dengan orangtua, SMA lanjutkan beri tambahan untuk tambahan tugas di rumah, ajarkan anak menulis perencanaan dan tanggungjawab pemakaian uang, beri penghargaaan jika perencanaan baik, dan hukum jika buruk. Dan biasaan anak berinfaq.
—
Ini materi sekolah bulan September 😛 Satu point lagi, ustadzah bilang kalo jualan, untung gede-gede itu gak akan bikin kaya kok. Jauh lebih baik dan berkah kalo jualan yang ada unsur membawa kebaikannya 😀 Terus kalo mau beli barang, usahakan ke orang yang paling butuh atau paling dekat hubungannya sama kita. Nah, makanya kalo beli kerudung atau gamis sama aku, gak usah lagi nawar kejam yaaa, insya Allah memang untungnya gak sampe berlipat-lipat koook. Hahaha…ujungnya malah promosi jualan gini 😛
Semoga bermanfaat yaaa 😀
08 March 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Kalau ada pertanyaan, usul/saran, atau komentar yang terkait dengan postingan-postingan saya, silakan tinggalkan pesan Anda disini.