Jika sebuah pertanyaan dilontarkan pada laki-laki berkeluarga, “Jika rumah kita terbakar, apa/ siapa yang akan diselamatkan terlebih dahulu?”, sebagian besar mereka akan menjawab “Keluarga” atau “Anak istri”. Padahal api di dunia ini hanya 1/70 kali panasnya dibanding api neraka. Berangkatlah dari pemikiran itu. Suami seharusnya berusaha lebih keras untuk menjaga keluarga / anak istrinya dari siksa api neraka yang panasnya 70 kali lipat dari panas api di bumi ini karena suami yang akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah untuk keluarganya itu. Laki-laki harus qowammah (QS Annisa : 34). Anak laki-laki harus diajarkan untuk menjadi qowammah.
Allah menitipkan anak pada kita dalam kedaan fitrah. Orangtua mempunyai peran untuk membawa anak ke arah yang benar. Jadi sebagai orang yang bertanggungjawab, prioritas sebagai orangtua adalah bagaimana fitrah Islamnya bisa kita jaga sampai nanti kembali ke Allah. Tanamkan iman dulu di hati dan rasa anak sedini mungkin, bukan logika yang didahulukan. Hikmah di usia kecil, jauh dari maksiat di usia besar. Jadikan akhirat sebagai orientasi pengasuhan, niscaya dunia akan mengikuti karena kehidupan dunia ini sangat singkat sekali dibanding kehidupan akhirat. Jangan sampai kesibukan di dunia membuat kita lupa untuk bersiap-siap untuk akhirat.
Orangtua harus menjadi teladan. Untuk mendidik anak laki-laki, kita bisa belajar dari Nabi Ibrahim AS yang memberikan teladan aqidah, teladan ibadah, dan teladan akhlaq. Cerita heroik tentang perjalanan ayahnya mencari Tuhan dan dakwah ayahnya tentu sangat berkesan untuk Ismail kecil sehingga walaupun hanya bertemu 4 kali sepanjang hidupnya dengan ayahnya, Ismail mempunyai rasa hormat yang begitu besar kepada ayahnya. Ismail ikhlas untuk disembelih ayahnya kalau itu memang perintah Allah. Jadi, teruslah berusaha mendekatkan diri pada Allah supaya kita pun punya cerita baik yang akan membuat anak-anak kita terkesan dan menjadikan kita teladan. Ajarkan ibadah bersama, totalitas dalam beribadah, dan ketaatan ibadah hanya untuk Allah, sekalipun perintah dakwah sampai harus meninggalkan keluarga. Berikan teladan akhlak yang baik.
Tempat tinggal seharusnya dipilih yang menjauhkan diri kita dari kemusyrikan dan setan. Akan sangat baik jika ada di dekat masjid, terutama jika kita punya anak laki-laki. Laki-laki harus memakmurkan masjid karena masjid adalah sumber cahaya jiwa. Sholat di masjid adalah salah satu dari kelebihan laki-laki. Ajarkan anak untuk mencintai masjid. Masjid adalah tempat belajar bersosialisasi, akhlaq, dan quran, berorganisasi, bertanggung jawab, sampai belajar tentang perbedaan lawan jenis. Masjid harus ramah pada anak-anak supaya ketika mereka beranjak dewasa, mereka tetap akan mencintai, memakmurkan masjid dan tidak meninggalkannya.
Orangtua harus memastikan bahwa makanan yang diberikan adalah makanan yang zat dan sifatnya halal serta baik dan tidak merusak tubuh. Makanan halal memudahkan anak untuk bersyukur. Setelah akidah, ibadah, dan akhlak tertanam kuat, pilihkan temannya, karena teman sebaya berpengaruh besar pula untuk membawa anak menjadi baik atau buruk. Dalam Islam, tidak ada istilah remaja, yang ada adalah baligh. Saat baligh, semua amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan sendiri. Selain itu, kekuatan fisik anak pun harus dilatih. Pola makan, tidur, dan istirahatnya harus diperhatikan. Olahraga seperti bela diri, berkuda, memanah, dan berenang pun harus diberikan pelatihannya.
Terakhir, kayakanlah diri kita dan mereka dengan ilmu. Latih kebiasaan membaca, menulis, dan menganalisa. Belajarlah dasar-dasar ilmu agama dan non agama. Lalu baru arahkan kepada minat atau spesialisasinya. Anak-anak diciptakan bukan untuk bermain. Semoga kita bisa mendidik anak-anak laki-laki kita supaya menjadi laki-laki yang qowwamah.
—
Progress bulan ini sering bikin tau-tau mata menitik. Masku memulai kebiasaan baik sholat subuh ke masjid. Akhtar pun bikin aku bangga banget, selalu gampang dibangunin kalo denger “Kak, banguuun yuuuk. Mau ikut ayah ke masjid gak?” Langsung bangun, gak pake nangis langsung mau dimandiin, siap-siap, pake peci, bawa sajadah kecil, dan pamit sholat sama ayahnya. Aaaaaah, gak papa deh bayar tol mahal tiap hari, asal dua lelaki tersayang ini bisa sholat di masjid 🙂
” Sesungguhnya dua salat ini (subuh dan isya) adalah salat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya bila mereka mengetahui apa yang ada dalam salat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.”
Insya Allah, Allah pasti ganti dengan rejeki yang lebih besar. Mungkin bukan materi, mungkin tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat. Punya anak laki-laki yang hatinya tertaut dengan masjid itu kan rejeki yang sangat besar kaaaan? 😀 Semoga Allah selalu menjaga hati kedua lelaki ini supaya mencintai masjid 🙂 Amiiin
0 comments:
Post a Comment
Kalau ada pertanyaan, usul/saran, atau komentar yang terkait dengan postingan-postingan saya, silakan tinggalkan pesan Anda disini.