Mau sedikit sharing tentang tekhnik belajar hafalan Maryam bersaudara, semoga berkenan membacanya....................
Kami bersyukur kepada Alloh atas karunia mendapatkan seorang guru tahfizh yang hafizhoh yaitu ustadzah Rubeya Litiloly, kemudian kami berterimakasih kepada ustadzah Rubeya atas curahan waktu dan tenaganya untuk membimbing hafalan putri-putri kami.
Sejak kelas satu hingga saat ini pengajar hafalan Maryam di sekolah adalah ustdzah Rubeya, sedangkan Fatimah waktu kelas satu pengajar hafalannya adalah ustadzah Ummu Zuhair Dina. Naik kelas dua pengajar hafalannya adalah ustadz Muhammad Nur Ichwan Muslim, setelah ustadz tersebut pindah Fatimah langsung diambil alih oleh ustadzah Rubeya hingga saat ini.
Adapun metode menghafal disekolah setiap pengajar mempunyai standar yang sama, yaitu menalqinkan ayat yang akan dihafal hari ini bagi yang belum lancar membaca, sedangkan bagi yang sudah lancar pengajar menyimak bacaan murid kemudian menunggu setoran dari murid sambil me-murojaah hafalan yang sudah lewat. Masing-masing murid memiliki buku monitoring hafalan qur’an dan hadits, kemajuan siswa selama hafalan disekolah tercatat di buku tersebut, setiap pengajar diharuskan memberi tugas kepada murid sebagai PR dirumah yang dituliskan dalam lembar tugas yang terdapat di buku monitoring tersebut.
Tugasnya berupa membaca ayat yang akan dihafal esok hari sesuai target masing-masing anak sebanyak 10 kali, untuk anak kelas 1 target hafalan perharinya 2 baris, kalau yang kemampuannya lebih bisa lebih dari 2 baris, kalau yang kemampuannya kurang yah 1 baris juga sudah cukup.Kebetulan ummu Maryam di SD mengajar tahfizh kelas 1. adapun untuk anak kelas 2-5 targetnya semakin ditingkatkan khusus Maryam dan beberapa anak yang mempunyai kemampuan lebih targetnya paling sedikit setengah halaman paling banyak satu lembar, Alhamdulillah Maryam termasuk yang mampu menghafal hingga satu lembar per hari.
*dikelas, jika Maryam sudah selesai setor hafalan baru, -sementara ustadzahnya masih sibuk nyimak hafalan murid yang lain- Maryam diberi tugas untuk saling menyimak muroja'ah dengan teman yang lain secara bergantian. Nah, menyimaknya menggunakan Al Qur'an teman yang sedang disimak, sambil menandai kata/huruf/harokat yang salah/dilupakan pada Al Qur'an teman yang disimak dengan menggunakan pensil (Manfaatnya: waktu mereka muroja'ah sendiri, mereka akan ingat kata/huruf/harokat yang biasanya mereka sering salah/dilupakan). Kalo sudah selesai mengerjakan tugas tersebut, Maryam (juga teman2nya yang lain) menyerahkan Al Qur'annya kepada Ustadzahnya, dari Al-Qur'an (yang tadi ditandai itu) Ustadzahnya bisa melihat seberapa kualitas muroja'ah hari itu. Jika masih ada waktu, biasanya diisi dengan game (contohnya: cerdas cermat tentang hafalan... melanjutkan ayat/menyebutkan nama surat, menyebutkan posisi ayat pada Al Qur'an), atau muroja'ah bareng-bareng dengan berbagai metode (agar tidak bosan), atau cerita-cerita untuk membangkitkan semangat mereka, juga Sholat dhuha dengan bacaan surat yang ditentukan oleh ustadzahnya, biasanya membaca surat atau ayat yang baru dihafal*
MasyaAlloh memang sepertinya inilah kelebihan Maryam yang menonjol dalam hafalan, sekarang saja Maryam sudah menyelesaikan hafalan Al Qur'an 10 juz, hadits arbain nawawi, kitab Matan Ushulustsalatsah beserta terjemahannya. Tapi dibalik semua itu tugas berat menunggu, karena apabila hafalan yang sudah dicapai tidak di murojaah maka akan dengan mudahnya menghilang.
Adapun cara kami membantu hafalan Maryam bersaudara adalah dengan menalqinkan ayat yang akan dihafal esok hari atau merekam suara ustadzah Rubeya atau suara Ummu Maryam di MP3 kemudian melepas mereka untuk kemudian menghafal sendiri sambil memutar suara kami yang sudah direkam di MP3. Alhamdulillah atas karunia Alloh Maryam dan Fatimah sudah lancar membaca Qur’an dengan makhroj dan tajwid yang cukup baik jadi mereka sudah bisa dilepas untuk menghafal sendiri setelah bacaan qur’annya kami simak.
Setiap ba’da Ashar setelah anak-anak sholat Ashar, dzikir ba’da sholat dan dzikir sore kami me-muroja’ah hafalan mereka secara bergantian sesuai dengan PR yang tercantum di buku monitoring mereka, terutama Maryam dan Fatimah yang hafalannya sudah banyak, maksimal mereka harus muroja’ah satu juz perhari minimal setengah juz,kalau Khodijah kami harus menalqinkan ayat yang akan di hafal Subhanalloh...harus berkali-kali menalqin-nya tapi akhirnya Alhamdulillah bisa juga, walaupun ketika setoran ke ustadzahnya hasilnya tidak mumtaz. Jika kebetulan ummuha sibuk mereka muroja’ah dengan saling menyimak satu sama lain atau diputarkan murottal sesuai dengan surat yang sedang mereka ulang, supaya cara muroja’ahnya tidak monoton kadang mereka diberi soal melanjutkan ayat dan menyebutkan nama surat bisa juga sambil cerdas cermat hafalan qur’an, hadits dan do’a. Ba’da maghrib barulah mereka menyiapkan tugas atau PR pelajaran yang lain.
Demikian sedikit sharing tentang metode kami dalam mengajar hafalan, kami yakin masih terdapat banyak cerita dari keluarga lain yang hafalan putra-putrinya lebih banyak dari Maryam untuk dapat diambil manfaatnya. Kamilah orangtua yang paling membutuhkan nasehat taqwa, kamilah orang tua yang paling membutuhkan masukan bagaimana cara mendidik anak, kamilah orang tua yang masih sangat faqir akan ilmu oleh karena itu nasehat, masukan dari akhwat fillah sangatlah kami harapkan.
Oleh
Ummu Maryam As Salafiyah dengan tambahan*dari Ustadzah Rubeya litiloly
Dikutip dari cacatan Ibu Yati Sulastri
23 May 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
Kalau ada pertanyaan, usul/saran, atau komentar yang terkait dengan postingan-postingan saya, silakan tinggalkan pesan Anda disini.